Desa Wisata
Lingga
Kampung budaya lingga terletak 3KM dari propinsi kabupaten karo yaitu kabanjahe.
Rumah Karo adalah rumah panggung tanpa sekat, yang bisa ditempati 4, 6 sampai 8 keluarga, ditandai dengan sebuah tungku sebagai dapur untuk masing-masing
keluarga. Tiap tungku terdiri dari lima batu berukuran sedang yang disusun
sebagai dudukan panci dan tempat meletakkan kayu bakar. Kelima batu itu sendiri
merepresentasikan lima marga, yaitu Karo-karo, Ginting, Paranginangin, Sembiring dan Tarigan.
Berbagai perkakas digantung diatas 'dapur' tadi, misalnya kuran (tabung bambu), tabu-tabu (kendi) dan sebagainya. Bagian loteng digunakan untuk menyimpan hasil pertanian. Sedangkan bagian bawahnya untuk ternak. Anak tangga di depan rumah harus berjumlah tiga, yang berati tiga Tuhan menurut kepercayaan animisme Karo masa lalu. Sedangkan di belakang rumah, anak tangga berjumlah lima, yang kembali melambangkan kelima marga. Sebuah kepala kerbau menghiasi atap rumah ini sebagai gambaran kondisi spritual tertinggi.
MENYATU DENGAN SEMESTA
Uniknya, papan-papan kayu yang membentuk dinding rumah ini, serta semua tiang, atap dan bagian lainnya, tidak ada yang dipaku, melainkan diikat dengan tali ijuk yang sangat kuat. Hal ini melambangkan keterikatan yang amat dekat dan
tidak mudah putus. Tiang-tiang penyangganya terhubung dengan alas besi yang dilapisi dengan sejumlah ijuk dan kain. Dalam budaya Karo, ini adalah lambang kerukuan. Hebatnya, tehnik ini telah menyelamatkan rumah Karo dari gunjangan
gempa, membuktikan teori kerukunan dan kehidupan yang bersatu harmonis dengan alam. Rumah tertua yang berusia tak kurang dari 400 tahun, masih ditinggali hingga kini tehnik pembangunan rumah Karo lebih tahan bencana sehingga betul-betul menjadi sanctuary atau tempat berlindung yang paling Aman.
0 komentar:
Posting Komentar